Hamdi M*)
A. Pendahuluan
Jembatan
Suramadu menghubungkan antara kota Surabaya di Pulau Jawa dan kota Bangkalan di
Pulau Madura. Keberadaan jembatan ini akan memperlancar lalu lintas barang dan
jasa. Jembatan sepanjang 5,4 kilometer itu menjadi ikon perubahan bagi Madura.
Proyek ini diharapkan dapat mengukir sejarah baru dalam perkembangan
transportasi di Indonesia karena untuk pertama kalinya dibangun jembatan yang
menghubungkan antar dua pulau, sekaligus menjadi jembatan terpanjang di
Indonesia.
Konstruksi
Jembatan Suramadu terdiri dari 3 bagian, yaitu causeway, approach bridge
dan main bridge. Dari total panjang jembatan sejauh 5.438 m terdiri dari
causeway sisi Surabaya 1.458 m, causeway sisi Madura 1.818 m.
Bentang tengah panjang keseluruhan mencapai 2.162 m terdiri dari dua approach
bridge masing-masing 672 m dan main bridge sepanjang 818 m. Panjang
jalan pendekat di sisi Surabaya mencapai 4,35 km dan di sisi Madura 11,50 km.
Approach bridge yang konstruksinya merupakan continuous prestressed box girder adalah
bagian dari jembatan Suramadu sebagai penghubung antara causeway dengan jembatan cable (main
bridge), dan terdiri dari dua bagian yaitu sisi Surabaya dan sisi Madura
yang masing-masing mempunyai geometri yang sama (simetris).
Pembangunan
Approach bridge Suramadu dilaksanakan
oleh Consortium of Indonesia Contractor
(CIC) yang merupakan gabungan dari beberapa kontraktor, yaitu PT.
Adi Karya, PT. Waskita Karya, PT. Hutama Karya,
dan PT. Wijaya Karya. Pada
pekerjaan Approach Bridge Suaramadu, Teknik pelaksanaan pekerjaan yang akan
dibahas adalah :
§ 1) Bored Pile Formwork
2) Form Traveler For Concreting Box
Girder.
B. Suramadu
Project Approach Bridge Detail
Gbr
1 . Gambar Detail Approach Bridge Suramadu
- Length Approach Bridge on the Surabaya : 672 m
- Length Approach Bridge on the Madura : 672 m
- Length Cable Stay Bridge : 818 m
C. Construction
Methode (Teknik Pelaksanaan)
1)
Bored Pile Formwork
1) Bored
Pile Formwork
Pekerjaan
Bored Pile Formwork, antaranya dalah :
a. Pondasi
Bored Pile
Untuk mengurangi pekerjaan di laut beberapa
persiapan seperti perakitan rebar, dilakukan di stock yard. Penyiapan bahan
baku untuk beton dan casing pipa dilakukan di stock yard Gresik sedangkan untuk
semen SBC dilakukan di dermaga Gresik. Peralatan bor dipersiapkan di atas ontoon
yang meliputi peralatan driving casing dan drilling.
Tahap-tahap
pekerjaan yang dilakukan pada saat driving casing adalah :
o
Pemasangan jacking pontoon pada saat tiba dilokasi pengeboran agar tidak terjadi
pergerakan pada saat dilakukan pengeboran dan pemancangan.
o
Pengeboran casing pipa
berdiameter 2250 mm dengan tebal minimum 20 mm, digunakan bore pile berdiameter
2200 mm dengan tujuan ontoo ruang dan
toleransi bagi mesin bor pada waktu pekerjaan pengeboran.
o
Pemasangan vibratory
hamer di atas pipa, dilakukan pada saat casing pipa sudah berada di posisinya.
o
Pemasangan casing pipa
sampai pada kedalaman kurang lebih 30 meter.
Pekerjaan pengeboran dengan metode RCD (Reserved Circular
Drill), dilakukan setelah pemancangan casing pipa selesai. Mesin bor diletakkan
di atas casing terpasang. Pekerjaan pengeboran dilakukan sampai pada kedalaman
kurang lebih 45 meter dari permukaan pile. Persyaratan toleransi yang
ditentukan yaitu 20 mm per meter panjang lubang bor yang tidak tertutup casing.
Diameter Lubang dalam segala arah tidak boleh melebihi 5 persen dari diameter
yang ditentukan. Lumpur hasil pengeboran diletakkan di disposal ontoon dan
dibuang di tempat yang sudah ditentukan sejauh 5 km dari lokasi pekerjaan.
Persiapan untuk proses pengecoran dimulai dari pengangkutan raw
material dari stock yard menuju ke dermaga dengan menggunakan dump truck. Raw
material dan semen SBC akan diangkut dengan menggunakan feeder ontoon menuju
lokasi pengeboran. Pemasangan rebar dilakukan setelah lubang bor dibersihkan.
Penyambungan antar segmen dilakukan dengan menggunakan mekanikal kopler. Untuk pembentukan suatu gaya tulangan yang utuh jumlah sambungan
pada satu potongan yang sama tidak boleh lebih dari setengah jumlah rebar yang
terpasang. Metode yang digunakan untuk pengecoran dibawah air adalah dengan
menggunakan Tremix Pipe. Beton harus mempunyai kekuatan yang cukup dan nilai
slump dijaga pada 18-22 cm. Beton yang digunakan pada pekerjaan bore pile ini
adalah beton k-300.
Adapun
urutan pekerjaan dari bore pile adalah seperti gambar berikut :
b. Pekerjaan
V Pier
Pada review desain Pier 42 dan Pier 45 berbentuk V, V - Pier
merupakan rigid frame dan mempunyai panjang deck longitudinal sepanjang 32 m. V
- pier digunakan sebagai tumpuan balance cantilever approach bridge dan cable
stay Main Span, karena itu pekerjaan V - Pier menjadi pekerjaan yang krusial.
c.
Pier
Table
Tahap- tahap pekerjaan
pier table adalah pemasangan concrete box bagian bawah rencana Pier table
pemasangan horisontal IWF suport dan vertikal IWF support pemasangan side
formwork, inner formwork dan bottom formwork. Side formwork akan
didukung steel trust sedangkan inner formwork akan didukung oleh portal
bracing. Formwork frame dibentuk dari berbagai kombinasi bentuk baja dan plat.
Pekerjaan pemotongan dan pembengkokan rebar akan dilakukan di stock yard sesuai
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan. Proses finalisasi perakitan dilakukan
dilokasi pekerjaan. Pengecoran pier table dilakukan dalam dua kali pengecoran,
bottom slab dan sebagian web akan dicor terlebih dahulu sedangkan top slab dan
sebagian web sisanya akan dicor pada pengecoran ke dua. Pekerjaan stressing
vertikal akan dilakukan setelah pekerjaan pier table memenuhi kekuatan yang
dipersyaratkan.
d.
Pier
Cap dan Pier Work
Seluruh persiapan untuk
pekerjaan form work dilakukan di stock yard, balok IWF steel plat dan balok
kayu dipindahkan dari stock yard ke ponton material pembuatan form work untuk
pile cap diangkut dari dermaga Gresik menuju lokasi pile cap dengan menggunakan
ponton form work ponton. Seluruh bahan penyusun beton dibawa menuju ke ponton
baching plan.
Tahap - tahap pekerjaan
pembuatan form work pile cap adalah :
a)
Pemasangan steel plat
yg diklem yg digunakan sebagai dudukan steel support. Pemasangan balok penyangga
searah longitudinal balok jembatan dan balok penyangga arah transversal
jembatan sebagai penerus beban dari balok penyangga dengan baja IWF.
b)
Pemasangan balok
bottom formwork dan multiplek. skirting panel dipersiapkan selain sebagai
bagian dari pile cap juga digunakan sebagai side form work.
c)
Skirting panel
merupakan segmental precast concrete. pemasangan rebar dilakukan setelah proses
instalasi botom dan side form work selesai perangkaian rebar dari semi finis
menjadi fix di lokasi pekerjaan pile cap.
d)
Rebar pertama dipasang
untuk pengecoran beton pertama setinggi 0.5 meter.
e)
Setelah beton cukup kuat pemasangan rebar dilanjutkan ke tahap
berikutnya. Penulangan beton pertama setinggi 0.5 meter, dilakukan setelah
bottom form work, side form work dan rebar terpasang. Beton setinggi 0.5 meter
selain digunakan sebagai penahan untuk tahap pengecoran selanjutnya juga,
digunakan sebagai tumpuan pemasangan skirting panel.
f)
Metode pengecoran beton yang digunakan adalah dengan menggunakan
pipa. Saat pengecoran, beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari
150 cm. Pemasangan climbing form dimulai dari pemasangan bottom formwork
dilanjutkan side formwork pada keempat sisi.
g)
Setelah beton mencapai kekuatan yang dipersyaratkan climbing
form dapat dipindahkan ke segment selanjutnya. pekerjaan ter-sebut diulang
sampai pada tinggi pier yg ditentukan. Penempatan rebar dilakukan beriringan
langkah demi langkah dengan proses form work dan pengecoran setelah form work
terpasang. Pekerjaan tahap pertama rebar dilanjutkan dengan pekerjaan
pengecoran. Begitu seterusnya hingga ketinggian yang ditentukan. Pengecoran
beton untuk pier dilakukan dalam beberapa tahap tergantung pada ketinggian
pier.
h)
Tinggi pengecoran
maksimum dengan menggunakan climbing form adalah 4 meter. Pengecoran pertama
dilakukan setinggi 50 cm. pengecoran selanjutnya dilakukan dengan tinggi yang
bervariasi begitu seterusnya sampai pada ketinggian yang ditentukan.
2) Form Traveler For Concreting Box Girder
Sesuai untuk kebutuhan bentang panjang,
maka dipilihlah metode balance cantilever. Metode ini cocok dilakukan untuk
pekerjaan di laut dengan bentang 120 meter. Metode pengecoran box girder adalah
menggunakan form traveller, yang terdiri dari sistem trust stimuler utama,
sistem bottom basket, sistem suspensi, sistem form work, sistem anchoring dan
sistem gerak.
Sistem form work terdiri dari side
formwork, inner form work dan diafragma formwork. Formwork siap digunakan
setelah seluruh kegiatan perangkaian selesai. Proses semifinish rebar dilakukan
di stockyard dan proses finalisasi rebar dilakukan di lokasi pekerjaan.
Penempatan rebar dilakukan beriringan langkah demi langkah dengan proses
formwork dan pengecoran. Proses penempatan rebar dilakukan setelah formwork
terpasang.
Pengecoran segmental
box girder yang akan digunakan adalah pengecoran cast insitu. Pengecoran rebar
dilakukan setelah rebar dan duct terpasang dengan baik. Pengecoran dilakukan
dengan menggunakan concrete pump dengan bantuan pipa. Pekerjaan stressing
adalah pekerjaan yang sangat penting untuk pekerjaan bentang panjang yang
kontinu.
Tahap-Tahap Pekerjaan pada Concreate
Box Girder adalah :
a. Penggunaan Balok PCI Girder
Struktur
atas causeway Proyek Jembatan Suramadu menggunakan balok PCI Girder berkekuatan
beton K-500, dengan panjang 40 meter, yang terbagi menjadi 7 segmen. Pembagian
ini mengingat kondisi lapangan yang tidak memungkinkan, untuk memindahkan balok
PCI Girder tersebut secara utuh --sesuai panjang bentang--, dari lokasi
pembuatan (pabrik) ke lokasi pemasangan. Selanjutnya dilakukan post tension
dengan menggabungkan beberapa segmen balok untuk kemudian disatukan dengan menggunakan
perekat dan ditegangkan (stressing).
b. Stressing Girder
Hal penting yang harus
diperhatikan dalam pembuatan PCI Girder ini adalah elevasi stressing bed.
Lokasi post tensioning harus diusahakan sedatar mungkin agar tidak menyebabkan
girder mengalami perpindahan dalam arah lateral. Setelah itu ketujuh segmen
balok girder yang telah menjadi satu kesatuan, dijajarkan sesuai bagiannya.
Sebelumnya dipersiapkan terlebih dahulu perletakan sementara untuk
masing-masing segmen. Di bagian ujung pertemuan harus diberi oli atau pelumas
agar balok dapat bergerak mengimbangi gaya pratekan yang diberikan.Kabel strand
dipotong sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Pemotongan diusahakan seminimal
mungkin agar tidak ada kabel yang terbuang. Berikutnya kabel strand dimasukkan
ke dalam duct secara manual pada tiap-tiap tendon sesuai dengan perencanaan.
Lalu di pasang pengunci kabel strand di ujung kabel. Penegangan (stressing)
dilakukan sampai tegangan 8.000 Psi dengan dilakukan pengontrol tegangan dan
perpanjangan kabel. Pencatatan dilakukan pada setiap kenaikan tegangan
1.000-2.000Psi. Dan hasilnya dibandingkan dengan perhitungan teoritis yang
dilakukan sebelum penarikan.
c. Stressing Girder
Metode
pelaksanaan pemasangan PCI Girder untuk sisi Surabaya dan Madura memiliki
perbedaan. Hal ini disebabkan karena perbedaan kondisi setempat. Di sisi
Madura, kedalaman laut relatif dalam dan tidak terpengaruh adanya pasang-surut
air laut. Sedangkan di sisi Surabaya, kondisi laut cukup dangkal dan sangat
terpengaruh pasang-surut. Hal ini menyebabkan sistem yang digunakan berbeda. Di
sisi Surabaya digunakan metode 'kura-kura' atau roller , sedangkan di sisi
Madura Menggunakan crane.
Panjang
PCI Girder setelah terangkai adalah 40 meter, dengan tinggi 2,1 meter, dan
berat 80 ton. PCI Girder tersebut didesain untuk hanya menerima beban vertikal
dan tidak untuk menerima beban horisontal. Hal ini menyebabkan proses
pengangkutan PCI Girder tersebut dari lokasi penyimpanan (stockyard) sampai ke
lokasi pemasangan harus dibuat sedatar dan selurus mungkin. Ini untuk
menghindarkan terjadinya gaya horisontal akibat gerakan truk yang berlebihan
yang dapat menyebabkan balok girder patah.
Tahapan
pemindahan girder dimulai dengan pengangkatan menggunakan dua crane dan
diletakkan pada boogy . Girder tersebut kemudian diangkut dengan boogy ke
masingmasing pier. Proses selanjutnya adalah pemindahan dari boogy ke pile cap
yang dilaksanakan dengan metode yang berbeda antara sisi Surabaya dan sisi
Madura.
*) Mahasiswa Program Pasca Sarjana Jurusan Teknik Sipil Minat Manajement Konstruksi Fakultas Teknik Universitas Brawijaya angk. 2011
**) Tugas Matakuliah Teknik Pelaksanaan,
Referensi :
1. Sucipto Bangun : Optimasi Infrastruktur (Value Engineering, Inovasi, & Akselerasi Konstruksi untuk Efiseiensi Waktu Proyek), 2008. PT. PP Persero, Save-I.com, Jakarta
2. Sumber lainnya dari berbagai Sumber.
**) Tugas Matakuliah Teknik Pelaksanaan,
Referensi :
1. Sucipto Bangun : Optimasi Infrastruktur (Value Engineering, Inovasi, & Akselerasi Konstruksi untuk Efiseiensi Waktu Proyek), 2008. PT. PP Persero, Save-I.com, Jakarta
2. Sumber lainnya dari berbagai Sumber.
Sukses Mas, tlg Posting tugas2 kuliah,
BalasHapusMari berbagi pengetahuan, semoga bermanfaat